Senin, 11 September 2017 15:26

Penerapan Pola Tanam Yang Tepat Bagi Peningkatan Produksi Kedelai

Nilai artikel ini
(0 votes)

Oleh:

Dody Kastono

Laboratorium Manajemen Produksi Tanaman

Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta

 

  1. Pola Tanam

Iklim di Indonesia terbagi dua musim, yaitu musim hujan (MH) dan musim kemarau (MK). Akhir-akhir ini perubahan iklim dan cuaca cukup berpengaruh besar terhadap bidang pertanian. Khususnya adanya dampak pemanasan gobal (Global Warming) yang menyebabkan adanya pergeseran pola musim, yang menyebabkan kegagalan panen maupun kematian tanaman dikarenakan adanya dampak kekeringan (El-Nino) serta hujan berlebihan bahkan banjir (La-Nina). Di daerah lahan marjinal seperti di daerah tadah hujan/lahan kering maupun lahan pasir pantai, ketersediaan air bagi tanaman cenderung terbatas dan kurang mencukupi bagi kebutuhan pertumbuhan tanaman.

Keadaan yang spesifik ini berkonsekuensi menuntut adanya campur tangan manusia dalam mengelola perencanaan waktu tanam dan panen yang tepat. Hal ini dikarenakan, perencanaan waktu tanam dan panen dapat menjadi penentu bagi keberhasilan usaha tani. Dampak negatif perubahan ekstrem iklim dan cuaca dalam suatu periode penanaman kedelai dapat menimbulkan berbagai permasalahan, hal ini seperti ditunjukkan dalam Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Permasalahan budidaya kedelai di lahan sawah serta akibat dan cara mengatasinya.

Sumber: Adisarwanto dan Wudianto (1999) dan pengalaman penulis.

 

Tabel 2.   Permasalahan budidaya kedelai di lahan sub-optimal (lahan kering) serta akibat dan cara mengatasinya.

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 di atas, menunjukkan bahwa usaha tani kedelai cukup beresiko apabila tidak dilakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungan, khususnya terhadap anasir iklim dan cuaca yang juga berdampak negatif adanya gangguan hama dan penyakit.

Alternatif solusi yang dapat diupayakan adalah mengatur pola tanam yang disesuaikan berdasarkan wilayah dan kondisi lahannya.

  1. Sawah tadah hujan dapat menerapkan pola tanam sebagai berikut: (a) padi – kedelai – bera, (b) padi – kedelai – palawija lain, (c) kedelai – padi – palawija lain, dan (d) gogo rancah – padi sawah (walik jerami) – kedelai. Di dalam menentukan pola tanam yang tepat perlu dipertimbangkan distribusi curah hujannya, apabila curah hujan tinggi pada awal musim hujan maka pola (a dan b) merupakan pilihan yang tepat.
  2. Pola tanam sawah beririgasi semi teknis adalah: (a) padi – kedelai – palawija lain, dan (b) padi – kedelai – kedelai. Sedangkan untuk sawah beririgasi teknis, di mana pembagian air untuk sawah, misalnya di sekitar bendungan seperti Jatiluhur, Gajah Mungkur, dan Karangkates lamanya antara 9-11 bulan memberikan alternatif pola tanam kedelai sebagai berikut: (a) padi – padi – kedelai, ini sesuai untuk sawah yang airnya tersedia antara 10,5-11 bulan, dan (b) padi – kedelai – kedelai, ini sesuai untuk sawah yang airnya tersedia antara 9-9,5 bulan.

Pola tanam yang sudah disepakati oleh kelompok tani di suatu wilayah harus dilakukan secara serempak dan kompak oleh anggota kelompok tani. Hal ini dimaksudkan untuk pengelolaan usaha tani yang lebih terkendali dan terarah, khususnya dalam pengaturan pemeliharaan tanaman (pengairan, pemupukan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman). Di samping itu, pengaturan tenaga untuk tanam, pemeliharaan, dan panen dapat dikoordinasikan sejak dini. Secara keseluruhan, apabila semua tahapan budidaya kedelai dapat dilakukan secara baik sesuai kebutuhan tanaman, maka ada dapat diharapkan adanya peningkatan produksi dan kualitas secara berkelanjutan.

 

 

 

 

Read 326 kali
Artikel lain di dalam kategori ini: « Kapan Petani Indonesia Mulai Menanam Kedelai?

Add comment


Security code
Refresh

Kedelai Hitam Malika, Kedelai Berkualitas Asli Indonesia

11 Oktober 2016

Kecap dapat dikatakan sebagai salah satu pelengkap makanan yang kerap digunakan masyarakat Indonesia. Karena itu,...

Swasembada Kedelai, Indonesia Butuh 2 Tahun Lagi

11 Oktober 2016

Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada kedelai pada 2018 dengan penyaluran bantuan benih dan sarana...

Pamor Kedelai Edamame Indonesia Turun

11 Oktober 2016

Meski pun tidak begitu populer untuk dikonsumsi di dalam negeri, namun budidaya edamame cukup marak...

Mengapa pilih tempe untuk bisnis kuliner di London?

11 Oktober 2016

Seorang pemilik warung tempe di London mengatakan ia sangat suka tempe dan belajar di banyak...

Keseharian "bule penjual tempe" di London

11 Oktober 2016

Seorang warga Inggris yang memiliki warung tempe di London bercerita tentang kegiatannya dalam satu minggu...

Kunjungan Web

Hari ini439
Kemarin402
Minggu ini3409
Bulan ini12703
Total225406

Nampak
  • IP Anda: 216.73.216.228

June 2025
S M T W T F S
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30
Copyright © 2025 Pekakekal (Pengembangan Kajian Kedelai lokal) All Rights Reserved.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada